Kasus konfirmasi positif virus corona di Indonesia pada Kamis (23/07) bertambah 1.761, sehingga total menjadi 95.418 kasus, demikian berdasarkan situs Kementerian Kesehatan dan tim humas BNPB.
Sejak akhir pekan lalu, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia melampaui China.
Dilaporkan penambahan ini didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 24.965 spesimen dalam 24 jam terakhir.
Menurut pemerintah, kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 34 provinsi.
- Vaksin asal China: Uji klinis di Indonesia akan dilakukan Bio Farma Agustus tapi peneliti mengingatkan tipe virus ‘mungkin beda karena mutasi’
- Pandemi Covid-19 Jakarta kembali tembus rekor harian di tengah perpanjangan masa transisi PSBB
- Covid-19: Jumlah kasus lampaui China, Indonesia ‘berpotensi jadi episentrum’ di Asia, pemerintah hadapi dilema antara pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi yang ‘tertatih-tatih‘
Dari data tersebut, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi, dan DKI Jakarta (297 kasus baru) dan Jawa Timur (496 kasus baru).

SUMBER GAMBAR,YUSUF NUGROHO/ANTARA FOTO
Disusul Jawa Tengah (124 kasus baru), Kalimantan Selatan (90 kasus baru), serta Sulawesi Selatan (85 kasus baru).
Sementara, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 470 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
Berapa yang pasien yang meninggal?
Adapun pasien yang meninggal dunia bertambah 89, sehingga total meninggal dunia akibat Covid-19 menjadi 4.665 orang.
Pada Jumat (24/07), dilaporkan ada 1.781 pasien sembuh, sehingga total kasus sembuh ada sebanyak 53.945 pasien.
Dilaporkan kasus sembuh terbanyak tercatat ada di Jawa Timur, dengan total sembuh sebanyak 421 orang, sehingga secara akumulasi pasien sembuh di Jatim mencapai 11.546.

SUMBER GAMBAR,MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA
Berikut kurva penularan virus corona di Indonesia.
Untuk mengendalikan Covid-19, Presiden Joko Widodo minta agar digencarkan 3T yakni tracing, testing, treatment. Presiden menargetkan 30.000 tes per hari.
Pada Jumat (24/07) Kementerian Kesehatan merilis Indonesia melakukan pemeriksaan 24.965 spesimen dalam 24 jam terakhir.
Pakar epidemiologi memperingatkan bahwa jumlah tes masih di bawah standar minimal yang ditetapkan WHO, dan menyebut Indonesia kini “dalam situasi kritis”.
Kasus Indonesia lampaui China
Pada Minggu (19/07) total kasus positif Covid-19 terdata 86.521 kasus, melampaui China.
Total kasus positif Covid-19 di China pada hari yang sama sebanyak 85.314 menurut data Johns Hopkins University.
Berikut ini adalah data penularan virus corona di berbagai negara. Anda dapat scroll tabel untuk melihat data negara yang Anda ingin ketahui.
Kapan terakhir kali terjadi angka kenaikan positif tertinggi?
Rekor kasus harian tertinggi yakni 2.657 kasus pada Kamis (09/07). Saat itu dilaporkan ada klaster baru di sekolah kedinasan, Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat, Secapa AD di Bandung, Jawa Barat. Lebih dari 1.000 orang peserta didik dan pelatih tertular Covid-19.
Pemerintah mengklaim ‘kendali klaster sudah dilakukan dengan baik. Pergerakan orang ke dalam maupun ke luar kompleks Secapa AD dilarang dan diawasi dengan ketat.
Hal ini sempat mendapat sorotan Presiden Joko Widodo.
“Sebaran Covid di seluruh tanah air ini sangat tergantung sekali pada bagaimana daerah mengendalikannya. Dan juga perlu saya ingatkan, ini saya kira sudah lampu merah lagi, hari ini secara nasional kasus positif ini tinggi sekali hari ini, 2.657,” kata Jokowi saat meninjau posko Penanganan Covid-19 Kalteng di Palangka Raya, Kamis (09/07)
- Kamis (09/07): sebanyak 2.657 kasus baru
- Kamis (02/07): sebanyak 1.624 kasus baru
- Rabu (01/07): sebanyak 1.385 kasus baru
- Sabtu (27/06): sebanyak 1.385 kasus baru
- Kamis (18/06): sebanyak 1.331 kasus baru
- Rabu (10/06): sebanyak 1.241 kasus baru
- Selasa (09/06): sebanyak 1.043 kasus baru
- Sabtu (06/06), sebanyak 993 kasus baru
- Sabtu (23/05), sebanyak 949 kasus baru
- Kamis (21/05), sebanyak 973 kasus baru
- Rabu (13/05), sebanyak 689 kasus baru
- Sabtu (09/05), sebanyak 533 kasus baru
- Selasa (05/05), sebanyak 484 kasus baru
Penambahan kasus positif di Indonesia mulai melaju cepat sejak 6 April yakni sekitar 200-300 orang per hari, lalu bergerak naik 300-400an kasus baru per hari. Dan pada bulan Juni, bergerak fluktuatif antara 400-an kasus hingga lebih dari 1.000 kasus baru per hari.
Sejak resmi dikonfirmasi oleh pemerintah pada awal Maret, kasus positif virus corona di Indonesia dalam waktu empat bulan hampir mencapai 100.000 orang.
Berikut gambaran kasus harian virus corona di seluruh provinsi Indonesia. Anda dapat menggeser peta dan tabel untuk mengetahui data provinsi tempat tinggal Anda.
Covid-19 di Jakarta bertambah terus di masa transisi
Jakarta dalam masa perpanjangan transisi PSBB bulan Juli, masih terdata di tiga besar provinsi dengan tambahan kasus harian terbanyak, antara 100-300an kasus baru per hari.
Pada hari Minggu (12/07) bahkan Jakarta mencatatkan rekor tambahan kasus baru dalam 24 jam yang terbanyak sejak awal masa pandemi, yakni 404 kasus baru. Rekor ini kembali pecah pada Selasa (21/07), ada 433 kasus baru dan Kamis (23/07) ada 470 kasus baru. Ini merupakan rekor terbanyak Jakarta untuk tambahan kasus harian.

SUMBER GAMBAR,AFP/GETTY IMAGES
Belakangan, penambahan kasus baru juga kembali melebihi jumlah yang dinyatakan sembuh.
Pada Rabu (08/07) misalnya ada 357 kasus baru dan 147 orang sembuh.
Sedangkan pada Kamis (09/07) ada 284 kasus baru sementara yang sembuh 221 orang.
Pada Jumat (10/07) ada 260 kasus baru positif dan yang sembuh 180 orang.
Pada masa sebelum transisi, penambahan kasus positif di Jakarta sempat bergerak di kisaran 70-100an kasus per hari.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan masa transisi PSBB diperpanjang kembali untuk kedua kalinya hingga 31 Juli 2020 karena masih ada ‘ketidakdisiplinan masyarakat dalam mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak’. Jakarta ‘awasi ketat pasar tradisional dan KRL’ dalam masa perpanjangan transisi PSBB ini.
Awalnya Anies menetapkan bulan Juni sebagai masa transisi dengan pelonggaran kegiatan secara bertahap di berbagai sektor. Namun masa transisi ini ‘bisa dihentikan setiap saat’ ketika ada indikator yang buruk.
Salah satu indikator yang biasa dipantau adalah angka reproduksi R yang ditargetkan di bawah 1. Target tersebut bermakna satu orang positif berpotensi tidak akan menularkan pada orang lainnya.
Perkantoran dan rapat jadi sumber penularan
Pada Senin (20/07), juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 saat itu, Achmad Yurianto, menegaskan sumber penularan ditemukan berasal dari perkantoran, terutama aktivitas rapat atau pertemuan di ruang rapat di perkantoran.
“Aktivitas ini kalau toh harus dilakukan, lakukan di ruang dengan sirkulasi udara yang baik di pagi hari. Buka semua jendela, matikan sementara AC. Batasi kapasitas ruang, bila perlu sebagian bisa menggunakan metode daring. Batasi pembicara. Hindari sajian makan dan minum yang dapat membuat peserta rapat membuka masker,” kata Yurianto dalam jumpa pers daring.
Sebagai langkah penanggulangan penularan virus corona yang terus bertambah di Indonesia, pemerintah juga meminta perkantoran memberlakukan jam masuk dua gelombang. Hal itu disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, pada hari Minggu (19/07).
Yuri menjelaskan, gelombang pertama masuk kantor dilaksanakan pada pagi hari pukul 07:00-07:30, dan gelombang kedua lebih siang pukul 10:00-10:30.
“Ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa ketersediaan kapasitas sarana transportasi massal bisa memberikan ruang untuk physical distancing, tidak terlalu ketat, bisa dilaksanakan dengan baik,” ujarnya dalam konferensi pers perkembangan penanganan Covid-19.Ia juga mengingatkan bahwa sepanjang perjalanan di transportasi massal masyarakat harus menggunakan masker dan berusaha tidak membuat percakapan sama sekali, serta tidak makan dan minum.
Banyak perusahaan kembali meminta pegawainya bekerja dari kantor setelah beberapa daerah melonggarkan aturan pembatasan sosial.
Achmad Yurianto meminta perusahaan memastikan bahwa hanya pegawai sehat yang bekerja di kantor, serta membatasi waktu rapat hingga 30 menit.

SUMBER GAMBAR,ANTARA FOTO
Jawa Timur setelah tenggat waktu dua pekan

SUMBER GAMBAR,ANTARA
Tambahan kasus baru positif virus corona di Jawa Timur juga belum turun.
Dari sebelumnya 200-300an kasus baru, pada Minggu (05/07) ada 552 kasus, Kamis (09/07) ada 517 kasus baru, dan Minggu (12/07) ada 518 kasus baru.
Situasi ini terjadi di tengah tenggat waktu dua pekan sejak 29 Juni hingga 12 Juli yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo untuk Jawa Timur menanggulangi Covid-19.
Pada 24 Juli, Jawa Timur masih catatkan tambahan kasus baru sebanyak 357 orang dengan total kasus positif terbanyak di Indonesia yakni 19.450 orang.
Sebagai catatan, Selasa (09/06), Kota Surabaya, Kab. Gresik dan Kab. Sidoarjo resmi menghentikan PSBB dan menyatakan hanya menerapkan protokol Covid-19 secara ketat. Setelah kenaikan kasus yang terus terjadi, kini muncul wacana menggelar PSBB ulang di kota Surabaya.
‘Bahaya kalau merasa normal-normal saja‘
Di tengah terus bertambahnya kasus, Presiden Joko Widodo pada 29 Juni mengatakan, “Jangan sampai kita masih merasa normal-normal saja, berbahaya sekali.”
Dalam pertemuan dengan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Presiden Joko Widodo memperingatkan akan dua ancaman krisis selama pandemi, yakni krisis kesehatan dan krisis ekonomi.
International Monetary Fund (IMF) memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi semua negara akan anjlok pada 2020, dengan Amerika Serikat diperkirakan tumbuh -8%, Jepang -5,8%, Prancis -12,5%, dan Jerman -7,5%.
Kondisi pandemi, lanjut Jokowi, akan mempengaruhi permintaan luar negeri sehingga pasokan dan produksi sudah pasti akan terganggu.
“Artinya demand, supply dan produksi rusak dan gagal. Ini yang harus kita ketahui bersama dalam proses mengendalikan Covid-19, yang merupakan urusan kesehatan, tapi kita juga ada masalah lain urusan ekonomi,” kata Presiden.
Untuk itu, dia mengingatkan semua pihak agar memiliki “perasaan yang sama” bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi krisis kesehatan, sekaligus krisis ekonomi.

SUMBER GAMBAR,ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO/PRAS.
“Jangan sampai kita masih merasa normal-normal saja, berbahaya sekali,” tegasnya.
“Jangan sampai masyarakat yang memiiki perasaan yang masih normal-normal saja, sehingga ke mana-mana tidak pakai masker, lupa cuci tangan, masih berkerumun di dalam kerumunan yang tidak perlu, ini yang harus kita ingatkan,” ujar Jokowi.
Sebelumnya Yurianto, dalam jumpa pers daring pada pekan sebelumnya beberapa kali menekankan bahwa “penambahan kasus ini merupakan hasil dari kontak tracing yang masif dan agresif”.
Sementara pada Selasa (16/06), Yurianto mengatakan, “Ini gambaran kita harus ketat kembali dalam mengendalikan sebaran penyakit ini dengan menjalankan protokol secara ketat.”
“Sudah barang tentu, ini akan kita kendalikan dengan kajian epidemiologinya. Kita berharap aktivitas sosial yang sudah dijalankan secara selektif dan bertahap tidak akan meningkatkan kasus baru,” kata Yuri.

SUMBER GAMBAR,ANTARA FOTO
Transisi ‘new normal’
Seiring jumlah kasus terus bertambah, pemerintah meminta masyarakat ‘beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus corona’ dengan protokol new normal atau kenormalan baru.
Berawal dari rapat kabinet Selasa 18 Mei, skenario tatanan kehidupan baru new normal terus dimatangkan pemerintah. Presiden Jokowi, pada 26 Mei, meninjau persiapan penerapan new normal di stasiun MRT, Jakarta dan mal di Bekasi, Jawa Barat. TNI dan Polri diminta mengawal transisi menuju new normal.

SUMBER GAMBAR,ANTARA/YULIUS SATRIA WIJAYA
Ada 340.000 orang personal TNI-Polri yang diturunkan untuk ‘berada di setiap kerumunan’. Mereka ditugaskan memastikan protokol Covid-19 dipatuhi masyarakat.
‘New normal’ salat Jumat
Setelah mengevaluasi pelonggaran penyelenggaraan salat Jumat berjamaah dalam dua pekan berturut-turut, Kementerian Agama pada Kamis (18/06) menyatakan belum akan mengeluarkan kebijakan baru.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan ‘hasil evaluasi sementara menunjukkan tren yang membaik’ dalam pelaksanaan salat Jumat.
Pelaksanaannya sesuai protokol kesehatan dan Surat Edaran Menteri Agama No. 15 Tahun 2020, walaupun masih ada beberapa tempat yang tidak sepenuhnya sesuai protokol Covid-19.
Sebelumnya dalam jumpa pers di media center Gugus Tugas pada Kamis (11/06), ia mengatakan “Banyak laporan, pada pekan pertama, terutama yang paling kelihatan saf yang rapat, tapi secara umum bagus, menuruti protokol yang sudah ditetapkan.”

SUMBER GAMBAR,DASRIL ROSZANDI/GETTY
Pada 30 Mei, Menteri Agama Fachrul Razi menerbitkan surat edaran tentang panduan penyelenggaraan kegiatan keagamaan di rumah ibadah.
Disebutkan surat edaran itu sebagai panduan “selama masa kenormalan baru atau new normal“.Menurut Fahcrul, panduan ini mengatur kegiatan keagamaan di rumah ibadah, berdasarkan “situasi riil Covid-19 di lingkungan rumah ibadah tersebut”, dan “bukan hanya berdasarkan status zona yang berlaku di daerah”.
“Meskipun daerah berstatus Zona Kuning, namun bila di lingkungan rumah ibadah tersebut terdapat kasus penularan Covid-19, maka rumah ibadah dimaksud tidak dibenarkan menyelenggarakan ibadah berjamaah,” katanya.
WHO: Pandemi ini memburuk

SUMBER GAMBAR,ANTARA FOTO
Setelah menembus angka 3 juta penderita pada 28 April, jumlah kasus secara global terus bertambah hingga kini total lebih dari 15,4 juta orang pasien berdasar data Johns Hopkins University, Jumat (24/07).
India tercatat menjadi negara ketiga di dunia dengan kasus Covid-19 terbanyak.
Berikut ini gambaran perkembangan kasus Covid-19 di dunia termasuk Indonesia. Anda dapat melihat data per wilayah dengan meng-klik tanda panah pada peta.
Meski terdapat kemajuan dalam memerangi virus tersebut di Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (09/06) menyatakan pandemi ini “memburuk” di seluruh dunia.
“Pandemi ini telah berlangsung selama lebih dari enam bulan, ini bukan saatnya bagi negara manapun untuk bersantai,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Total angka kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia pada saat WHO memberikan pernyataan ini telah lebih dari 400.000 orang.
Bermula di China, virus corona kemudian berjangkit di 200 lebih negara. Dalam waktu sekitar empat bulan, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, Spanyol, Italia, Inggris, India menjadi negara-negara dengan kasus tertinggi.